PENDIDIKAN KARAKTER. Ya, setidaknya itulah sebait kata harapan semangat baru yang masih dimiliki insan pendidik sebagai modal perbaikan pendidikan anak negeri saat ini. Pendidikan karakter yang saat ini digalakkan secara menyeluruh dalam pendidikan di sekolah formal, menyimpan harapan besar akan perbaikan akhlak insan terdidik di negeri ini. Memang demikianlah semestinya pendidikan itu. Menurut ustadz Haikal, putra dari da'i sejuta umat kita, yakni K.H. Zainuddin M.Z., bahwa negara kita ini tidak kekurangan orang-orang pintar tetapi kekurangan orang-orang yang benar. Kaum terpelajar sebagai seorang pribadi dalam masyarakatnya tidak cukup hanya memiliki kepintaran tetapi juga harus benar. Benar fikirnya, benar ucapannya dan benar pula tindakannya. Kondisi yang demikian hanya dapat tercapai apabila seseorang memegang teguh dan melaksanakan ajaran agamanya. Menurut saya inti dari pendidikan karakter itu adalah perbaikan pendidikan agama dalam diri anak-anak kita.
Setidaknya ada beberapa fenomena yang melatar belakangi "ketidaksuksesan" pendidikan formal dinegeri kita ini:
- Dalam kurikulum pembelajaran, fenomena kecendrungan manusia yang sudah mulai banyak menyepelekan agama saat ini berimbas pada kurikulum sekolah. Hal ini akan menjadikan para pendidik dalam prakteknya cenderung memisah-misahkan antar disiplin ilmu. Bukan tidak baik usaha pemilahan ilmu dalam rumpun-rumpun tertentu dengan maksud memudahkan dalam mempelajarinya. Namun, yang saya maksud disini adalah jangan memisahkan konsep ilmu itu dari agama. Artinya, saat mempelajari suatu ilmu bagaimana caranya agar nilai-nilai keagamaan juga tersampaikan di dalamnya. Kalau sudah demikian halnya, jika siswa mempelajari pelajaran apapun niscaya dia akan terus ingat akan kebesaran dan kekuasaan Tuhan.
- Dalam hal pergaulan di lingkungan, fenomena pergaulan bebas sudah membuktikan kepada kita akan banyaknya kelahiran anak-anak di luar ikatan pernikahan. Kita tentunya tidak menyalahkan anaknya, tetapi perbuatan orang tuanyalah yang sangat kita sayangkan. Anak-anak yang lahir seperti ini tentunya akan berkurang keberkahannya sebagai rizki dari Allah. Kemudian, kita juga meragukan pendidikan seperti apa yang akan diberikan orang tuanya di keluarga, sedangkan pendidikan dikeluarga itulah yang akan menjadi dasar bagi anak bersikap dan berperilaku.
- Dalam hal usaha mencari rizki, kecendrungan manusia hari ini yang tidak mengindahkan mana yang halal dan mana yang haram sedikit banyak akan mempengaruhi perkembangan pendidikan anaknya secara fisik maupun fsikis. Anak yang dagingnya tumbuh dari harta yang haram tentu tidak akan baik.
- Dalam hal kesadaran guru melaksanakan tugas, saat ini banyak guru yang mengartikan tugas guru hanya "mengajar", dengan mengabaikan tugas "mendidik". Mungkin secara lisan mereka akan mengatakan dengan fasih bahwa tugas guru adalah mendidik dan mengajar, namun aplikasinya tidak demikian. Kebanyakan hanya mengajar dan meninggalkan tanggung jawabnya dalam mendidik. Mengajar membutuhkan penguasaan bahan ajar, sedangkan kompetensi dalam mendidik adalah keperibadian yang pantas ditauladani. Maka seorang guru mau tidak mau harus berusaha memperbaiki diri dari waktu ke waktu, sehingga apa yang diajarkan kepada siswa nya lebih efektif. Para guru mesti selalu ingat pepatah "guru kencing berdiri, murid kencing berlari". Kegiatan memasukkan aspek nilai karakter dalam silabus dan RPP yang digalakkan saat ini tidak akan bermanfaat banyak jika kata-kata yang ditambahkan itu hanya sekedar penghias kertas belaka.
- Dalam hal peran aktif dan peran serta orang tua, bahwa kesatuan dan kesamaan persepsi antara orang tua dan guru harus benar-benar diwujudkan. Ada kesamaan keinginan untuk benar-benar mendidik anak, sehingga orang tua yang mempercayakan pendidikan anaknya untuk dididik di suatu lembaga mesti mendukung kebijakan sekolah. Bukan malah berseberangan. Saya ingat saat saya sekolah, orang tua saya sangat percaya dan mendukung sepenuhnya apa yang dilakukan oleh guru disekolah. Karena beliau yakin tidak ada guru yang menginginkan anak didiknya menjadi tidak baik, maka mesti tindakan yang dilakukan guru adalah sesuatu yang benar. Jika saya dihukum, maka saya tidak akan pernah berani mengadukannya kepada orang tua. Kalau saya adukan, maka sudah bisa dipastikan saya akan mendapat hukuman bonus plus nasehat dari orang tua saya. Demikianlah memang semestinya, ada kesamaat pandangan antara orang tua dan guru, bukan malah membela dan memanjakan anak.
Dari hal di atas, maka kita harus sudah menyadari bahwa kegiatan pendidikan tidak cukup hanya sebatas di sekolah saja, akan tetapi dalam kehidupan keluarga, dalam pergaulan di lingkungannya anak mesti tetap berada dalam atmosfer pendidikan. Tentunya 3 elemen sangat berperan dalam kesuksesan pedidikan karakter ini, yaitu sekolah, orang tua dan masyarakat harus bersama-sama bergandeng tangan dalam mengusung agenda ini.
Casino Night | JT Marriott, MS
BalasHapusCasino 경기도 출장안마 Night in Biloxi is 동해 출장안마 the premier nightlife experience 구미 출장안마 in 수원 출장안마 Biloxi. We offer a variety of entertainment, friendly dining, and enjoyable 동두천 출장마사지